Hari Biasa (H)
Ibr 13:15-17, 20-21; Mzm. 23:1-3a, 3b-4, 5, 6; Mrk. 6:30-34
Atas dasar cinta kasih, Allah telah menganugerahkan bagi kita Putera-Nya yang tunggal sebagai kepenuhan janji-Nya. Dan karena cinta kasih itu pula, Yesus Kristus yang adalah gembala kita, harus tergantung dan wafat di atas kayu salib demi menunjukkan kepada kita semua, betapa Ia sunguh mencintai dan mengasihi kita. Setiap orang yang percaya dan berpegang teguh dalam nama-Nya, akan menikmati segala berkat dari hasil penebusan-Nya.
Bacaan-bacaan kitab suci hari ini, megingatkan dan menegaskan kembali kepada kita bahwa Yesus Kristus adalah gembala sejati yang oleh cinta -Nya menuntun domba-domba-Nya dalam jalan kebenaran dan kasih menuju keselamatan yang telah dijanjikan oleh Allah. Dalam surat kepada orang Ibrani, diperlihatkan nasihat untuk mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Maka, Allah yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali, Gembala Agung segala domba yaitu Yesus Tuhan kita. Dengan-Nya kita diperlengkapi untuk melakukan kehendak-Nya dan mengerjakan segala seuatu yang berkenan kepada-Nya. Kitab Mazmur turut menyerukan bahwa “Tuhan adalah Gembalaku, takan kekurangan aku”. Hal ini kemudian dipertegas dalam bacaan injil. Penginjil Markus menuliskan dengan jalas, bagaimana Yesus Kristus tampil sebagai Gembala bagi banyak orang yang mengikuti-Nya. Oleh karena belas kasih-Nya, Yesus mulai membimbing dan mengajarkan banyak hal kepada orang banyak.
Hidup di dunia sekarang yang diselimuti dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, ekonomi, dan sosial, bukanlah perkara yang mudah. Hal tersebut lantas menghantar kita pada situasi dilematis antara hal duniawi dan iman kita sendiri. Terkadang karena kesibukan akan hal-hal duniawi membuat kita lupa untuk menyempatkan diri berjumpa dengan Tuhan. Hari ini lewat bacaan-bacaan kitab suci, kita sebagai domba-domba-Nya dipanggil untuk kembali pada jalan kebenaran dan kasih yang ada dalam diri Yesus Kristus, sang Gembala Agung. Terus bagaimana caranya? Caranya tidak lain adalah menjadikan Kristus sebagai prioritas utama dalam kehidupan melalui doa dan ucapan syukur yang dipuncaki dengan perayaan Ekaristi Kudus. Jika hal ini dapat dilakukan dan dihidupi, maka cinta kasih Kristus senantiasa menjadi nyata dan menghasilkan buah yang berlimpah dalam kehidupan kita.
Fr Robertus Batseran
Bagi Dialah kemulian sampai selama-lamanya! Amin.(Ibr 13:21)
Marilah berdoa
Ya Tuhan kuatkanlah iman dan arahkanlah hidup kami pada jalan kebanaran sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus Kristus Putera-Mu. Amin