“Panggilan Menjadi Murid”: Renungan, Rabu 30 November 2022

0
392

Pesta S. Andreas Rasul, Rasul (M). E Kem PrefRas

Rm. 10: 9 – 18; Mzm. 19: 2 – 3, 4 – 5; Mat. 4: 18 – 22.

 Saudara-saudari yang terkasih di dalam Kristus, hari ini dalam kalender liturgi kita semua merayakan pesta Santo Andreas Rasul. Santo Andreas Rasul berasal dari Betsaida di Galilea, tanah Israel. Ia bersama saudaranya Simon Petrus berprofesi sebagai nelayan di Danau Galilea dan mereka tinggal serumah dengan ibu mertua Petrus di kota Kapernaum. Santo Andreas Rasul adalah salah satu rasul Yesus yang pertama, ia wafat sebagai martir di Patras, Acaia, (Yunani). Ia digantung pada sebuah saltire (salib yang berbentuk huruf “X”) selama 2 hari, dan selama itu ia terus berkhotbah kepada khalayak yang datang menyaksikannya. Ia tidak dipakukan melainkan diikat pada salib itu, sehingga lebih lama ia menderita sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Salib berbentuk X ini kemudian dinamakan orang “Salib Santo Andreas.”

Dalam bacaan Injil hari ini Yesus berkata kepada Simon Petrus dan Andreas, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Andreas dan murid lainnya dipanggil untuk masuk ke dalam proses menjadi murid. Proses yang dimaksudkan ialah bagaimana para murid percaya seutuhnya kepada Yesus, mendengarkan Yesus, dan nantinya siap diutus untuk tugas pewartaan dengan segala konsekuensi yang akan mereka terima. Yesus hendak mengajak Andreas untuk memberi nilai lebih pada pekerjaan dan berani untuk keluar dari zona nyaman.

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Kristus, panggilan menjadi murid Kristus bukan hanya dialami oleh Santo Andreas Rasul dan para murid lainnya, kita pun dipanggil untuk masuk ke dalam proses menjadi murid. Artinya kita siap membuka diri menjadi orang yang percaya, orang yang siap mendengarkan, dan orang yang berani untuk diutus dalam tugas pewartaan. Yesus memanggil dan mengajak kita agar kita melihat lebih dalam lagi nilai yang harus menjadi prioritas dalam hidup kita ini, selain rutinitas yang kita jalani setiap hari. Jangan karena sudah merasa nyaman dan keenakan dengan profesi, karir, atau hal-hal duniawi lainnya, kita lupa atau acuh tak acuh dengan tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang beriman.

(Fr. Loiz Wazi)

 

“Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”
(Mat. 4:19).

Marilah berdoa:

Ya Bapa, bantulah kami agar mampu untuk mewartakan Sabda-Mu. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here