“Ranting yang Berbuah” Renungan, Rabu 18 Mei 2022

0
1301

Hari Biasa Pekan V Paskah (P)

BcE Kis. 15 :1-6; Yoh. 15:1-8; 122:1-23-4a,4b-5

Kisah tentang “Pokok Anggur yang Benar” memberikan makna bahwa Yesus sendiri hendak menggambarkan kesatuan dan ketergantungan antara manusia dengan-Nya dalam artian bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa Yesus. Yesus mengklaim diri-Nya sebagai Pokok Anggur dan kita adalah ranting-rantingnya menyiratkan bahwa setiap ranting yang tidak melekat pada pokok itu akan layu, kering dan mati.

Sebagai Pokok Anggur Yesus telah memberikan hidup kepada raniting-rantingnya. Ranting yang melekat akan diasupi dengan makanan dan air sehingga dapat bertumbuh, bertambah kokoh dan berbuah dengan lebat. Demikianlah ketika kita melekat erat dengan Yesus, segala kebutuhan kita akan selalu diberikan. Melekat erat dengan Yesus berarti kita hidup di dalam Yesus dan Dia di dalam kita. Kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Yesus. Jika tidak melekat dengan Yesus, kita akan kering, layu dan mati, dan kalau mati berarti tidak lagi memberikan manfaat dan tidak menghasilkan. Yesuslah yang memberikan segala kebutuhan agar kita dapat hidup, dapat bertumbuh dengan baik, dan menghasilkan buah kebaikan yang melimpah.

Sebagai ranting yang hidup, kita tentu secara penuh menggantungkan hidup kepada Yesus sang pokok tempat ranting melekat. Tetapi sebenarnya tidak cukup bagi kita untuk hanya melekat pada Yesus sang pokok itu. Supaya “ranting” tetap hidup maka beberapa usaha dapat kita lakukan antara lain:

Pertama, harus dibersikan sehingga berbuah banyak. Artinya, sebabagi ranting kita mesti rela dibersikan misalnya melalui tobat. Tobat dan mati raga dilaksanakan agar rahmat Allah mengalir dalam diri kita tanpa ada hambatan. Kedua, membiarkan kita tinggal dalam Yesus dan Dia di dalam kita dalam artian kesetian kepada-Nya. Ketiga, jangan pernah meninggalkan Yesus sang pokok agar kita tidak menjadi kering. Keempat, kita dapat menghasilkan buah yang menggembirakan dan buah-buah yang menyegarkan jika kita mau bersatu dengan-Nya.

Saudara-saudari yang terkasih, sabda Tuhan hari ini menjadi permenungan bagi kita semua yang mengaku diri sebagai pengikut Kristus yang sejati. Tetapi pertanyaan untuk kita renungkan adalah apakah saya sadar bahwa Yesus adalah sang pokok yang memberikan kehidupan pada saya? Apa yang sudah saya hasilkan ketika saya menyatukan diri dengan Yesus sang pokok itu?

(Fr. Juliano Demastu Rifaldy Watu)

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa” (Yoh. 15:5)

Marilah Berdoa:

Ya Tuhan, jadikanlah aku ranting yang dapat menghasilkan buah yang baik. Amin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here