“Kamu adalah Bait Allah”: Renungan, Sabtu 9 November 2019

0
4003

Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran (P)

Yeh. 47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; 1Kor. 3:9b-11, 16-17; Yoh. 2:13-22.

Hari ini, Gereja Katolik merayakan pesta pemberkatan Gereja Basilik  St. Yohanes Lateran. Pesta ini merupakan bentuk persekutuan dan kesatuan dengan Takhta St. Petrus. Gereja ini juga menjadi ibu dan kepala semua Gereja di Roma dan di seluruh dunia.

Bacaan-bacaan liturgi hari ini mengarahkan kita untuk memahami bahwa Rumah Tuhan bukan hanya sebagai bangunan yang terbuat dari batu-batu yang bisa runtuh tetapi yang lebih mendalam yaitu tubuh kita sendiri.

Penginjil Yohanes mengisahkan bahwa Tuhan Yesus menyucikan kembali Bait Allah. Ketika masuk ke dalam Bait Allah, Ia menemukan para pedagang lembu, kambing, domba, merpati dan para penukar uang duduk dan berbisnis. Tuhan Yesus mengambil cambuk dan mengusir mereka keluar dari Bait Allah. Ia dengan tegas mengatakan: “Ambil semuanya ini dari sini dan jangan membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan”.

Perkataan Yesus ini mengundang reaksi dari orang-orang yang diusir dari dalam Bait Allah dengan meminta tanda. Ia mengatakan kepada mereka untuk merobohkan Bait Allah dan dalam waktu tiga hari, Ia akan membangunnya kembali.

Yesus mengatakan kepada mereka bahwa bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri. Pada Tubuh-Nya yang kudus ada keselamatan. Ia akan menderita, ditikam sampai mati untuk keselamatan manusia.

Rasul Paulus dalam bacaan kedua mengajak semua orang yang sudah dibaptis sebagai Gereja yang hidup dan sadar diri bahwa tubuhnya adalah kediaman bagi Tuhan sendiri. Ini berarti Tuhan senantiasa hadir di dalam Gereja, lagi pula Yesus Kristus adalah dasar bagi Gereja. Umat Allah sebagai Gereja yang hidup dibangun di atas Yesus Kristus. Dengan iman dan kepercayaan bahwa umat Allah memiliki dasar rohani yaitu Yesus Kristus maka sudah selayaknya berusaha untuk menjadi kudus.

Pada saat ini, besar kemungkinan bahwa manusia tidak menyadari kalau dirinya adalah Bait Allah. Banyak orang yang merusak dirinya dengan perbuatan jahat. Mereka melupakan dasar kekudusannya yakni Yesus Kristus. Untuk itu, poin penting yang hendak ditekankan dalam Sabda Tuhan yakni Rumah Tuhan adalah tempat kudus. Dari dalam rumah Tuhan akan mengalir semua rahmat Tuhan bagi umat manusia. Kita juga disadarkan untuk bersyukur karena tubuh kita menjadi kediaman bagi Roh Tuhan. Kesadaran ini membawa kita untuk selalu berjalan dalam jalan kekudusan.

(Fr. Damianus Daga)

“Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku” (Yoh. 2: 17b).

Marilah berdoa:

Tuhan Yesus, bantulah aku supaya dapat hidup kudus. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here